pelantar.id – Masyarakat Kabupaten Karimun kini tak perlu lagi pergi jauh-jauh jika ingin mendeteksi penyakit kanker. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani sekarang sudah punya laboratorium patologi anatomi.

Fasilitas tersebut baru saja diresmikan oleh Bupati Karimun, Aunur Rafiq bersempena ulang tahun ke-15 rumah sakit plat merah itu, yang disejalankan dengan peresmian gudang farmasi dan baksos, Kamis (11/10).

Rafiq mengatakan, gedung farmasi tiga lantai itu dialokasikan menggunakan dana dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Muhamad Sani tahun 2018, dengan anggaran Rp3,5 miliar. Sedangkan laboratorium patologi anatomi dialokasikan melalui APBN dari Kementerian Kesehatan, dengan nilai Rp1,7 miliar.

“Selama ini kita belum punya peralatan untuk patologi anatomi ini. Sehingga dianggarkan oleh Kementerian Kesehatan. Masyarakat Karimun sekarang tidak perlu lagi keluar daerah untuk diagnosa kanker, sekarang sudah bisa dilakukan di RSUD Muhammad Sani,” kata Rafiq.

Bupati Karimun, Aunur Rafiq berbincang dengan dokter spesialis usai meresmikan lab patologi di RSUD Karimun, Kamis (11/10).
Foto:PELANTAR/Abdul Gani

Dengan telah diresmikan dua fasilitas baru di RSUD Karimun itu, Rafiq menekankan seluruh jajaran di RSUD Muhammad Sani lebih mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

“Peningkatan sarana dan prasarana ini, harus diimbangi dengan pelayanan kepada pasien. Sesuai dengan motto RSUD ini yakni cepat, tepat, ramah dan senyum. Sehingga akan memberikan rasa nyaman kepada pasien untuk lebih cepat sembuh,” ujarnya.

RSUD Muhammad Sani, saat ini sudah ada 27 dokter spesialis. Mulai dari dokter patologi anatomi, anastesi, paru, jantung, mata, penyakit dalam, anak, bedah, gizi, kandungan, THT, kulit, saraf dan lainnya.

“Yang jadi persoalan sekarang adalah untuk poliklinik, memang harus segera ditambah agar pelayanan semakin baik,” ujar Rafiq.

Baca Juga : Layanan Kesehatan Masyarakat Kepri Harus Prima

Direktur RSUD Muhamad Sani, Zulhadi menambahkan, laboratorium patologi anatomi adalah fasilitas untuk melakukan diagnosa pasti, khusus penyakit kanker. Menurutnya, rata-rata dalam sebulan ada lima hingga tujuh pasien yang diduga di rumah sakit tersebut.

“Setelah ditangani di laboratorium, ada yang bisa ditanggulangi oleh dokter bedah dan ada yang memang memerlukan sub spesialisasi, sehingga harus dirujuk ke rumah sakit yang memang ada kerja sama seperti RS BP Batam dan RSUD Embung Fatimah Batam,” katanya.

Menurut Zulhadi, tingkat akurasi diagnosa dari laboratorium patologi anatomi hampir mendekati 100 persen. Karena untuk melihat sel-sel kanker perlu ketelitian dan dibantu dengan peralatan lengkap. Sehingga ketika dilakukan diganosa, dipastikan sudah tepat dengan sakit yang diderita oleh pasien.

Hasil diagnosa baru dapat diketahui dalam hitungan hari, atau ada juga sekitar seminggu.

“Sambil pasien dirawat, biasanya sebelum pulang sudah diketahui hasilnya,” kata dia.

 

Reporter : Abdul Gani
Editor : Yuri B Trisna