pelantar.id – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam, Kepulauan Riau mencatat, setidaknya ada 62 perusahaan yang tutup sepanjang tahun 2018. Puluhan perusahaan tersebut terpaksa menutup usaha lantaran sepi order dan besarnya biaya operasional.

Kepala Disnaker Kota Batam, Rudi Sakyakirti mengatakan, perusahaan yang tutup umumnya bergerak di bidang perakitan elektronik dan komponen perangkat keras elektronik untuk diekspor ke luar negri. Misalnya, komponen telepon seluler merk tertentu yang melakukan perakitan di Batam, tapi mereka memiiliki perusahaan induk di luar negeri.

“Karena besarnya biaya operasional yang harus dikeluarkan manajemen, akhirnya mereka menutup usahanya di Batam,” kata Rudi di Batam, Jumat (18/1/19).

Menurut Rudi, tutupnya 62 perusahaan itu membuat 33.487 orang kehilangan pekerjaan. Catatan Disnaker, rata-rata perusahaan yang tutup pada 2018 mempekerjakan sekitar 200 orang hingga 3.000 pekerja.

Tutupnya puluhan perusahaan itu, selain merugikan juga menambah masalah baru. Pasalnya, ada beberapa perusahaan yang meninggalkan ratusan karyawan tanpa kejelasan dan tunjangan.

Meski demikian, lanjut Rudi, tahun ini perekonomian Batam diprediksi akan jauh lebih baik. Laporan yang sampai kepadanya, tahun ini industri galangan kapal atau shipyard banyak yang menerima orderan proyek.

“Dari sektor galangan kapal berhembus angin segar. Data dari pengawas tenaga kerja Provinsi Kepri, sedikitnya 20.595 orang pekerja telah terserap di proyek yang akan dikerjakan pada tahun 2019,” kata dia.

*****

Sumber : Gatra.com