Pelantar.id – Pemerintah Amerika Serikat (AS) sedang meninjau tindakan terhadap TikTok, apakah aplikasi tersebut masih dapat digunakan di AS lantaran pertimbangan keamanan.

AS menuding akhir pekan lalu, Tiktok memata-matai kampanye pemilihan Presiden Donald Trump pada iklan di Facebook. Namun perusahaan asal China tersebut tetap membantah.

Tiktok memang tak henti-hentinya mendapat sorotan dunia, selain AS juga di Australia dan India – karena soal keamanan dan privasi.

Sementara, di Pakistan, Pemerintah setempat telah mengeluarkan peringatan untuk aplikasi video pendek itu pada Senin lalu. Masih terkait konten eksplisit yang diposting pada platform itu, sementara aplikasi streaming langsung Bigo Live diblokir karena alasan yang sama.

Di Pakistan, aplikasi ini telah diunduh hampir 39 juta kali. Sedangkan Bigo Live sudah diunduh lebih dari 17 juta kali di Pakistan.

Di negara tetangga India tahun lalu, Tiktok juga dilarang setelah pengadilan di sana mengatakan aplikasi ini mendorong pornografi dan belakangan menyusul bentrok militer dengan China.

TikTok menanggapi, pihaknya dapat berkomitmen meningkatkan dialog dengan pihak berwenang guna menjelaskan kebijakan dan menunjukkan komitmennya terhadap keamanan pengguna.

Untuk menunjukkan komitmen terhadap Pakistan, TikTok mengatakan telah menghapus lebih dari 3,7 juta “pelanggaran video pengguna” dari Pakistan pada paruh kedua 2019: lebih dari 98 persen, sebelum pengguna melaporkannya dan lebih dari 89 persen sebelum mereka mendapatkan satu view.

yahoo