Pelantar.id – Steve Jobs dikabarkan saban hari rutin duduk di toilet sembari menggantung kakinya di dalam air. Hal itu dilakukannya guna memancing kreativitas dalam menelurkan sebuah ide-idenya.

Di garasi milik ibunya pula Steve Jobs memulai ide Apple. Jikalau memang manusia dilahirkan sama, tentu tak ada salahnya menyandingkan nama Steve Jobs dan Andre (27) si manusia Silver.

Tapi nasib dan garis kehidupan Andre tentu jauh berbeda. Pria asal Medan, Sumatera Utara ini justru menemukan kreativitasnya di balik jeruji besi milik Dinas Sosial (Dinsos) Batam.

Pada pertengahan 2019, semulanya Andre diamakan Dinsos Batam saat menjadi Badut di Simpang Gelael, Batamcenter. Ia dan beberapa pengamen serta pengemis pun diangkut langsung dalam sekali jaring.

Andre pun dikurung selama dua minggu di sana. Meski kebutuhan perut rutin terpenuhi setiap harinya, namun kerinduannya terhadap istri dan ketiga anaknya tak terbendung.

“Ditambah lagi tak ada rokok. Mulut masam. Cara ngakalinnya ya mungut puntung rokok anggota Sarpol PP lah,” kata dia.

Setelah dua pekan berlalu, ia pun keluar dengan dijamin oleh sanak familinya. Namun sial baginya belum usai. Kostum badut yang ia sewa dan gunakan saat ditangkap, disita oleh pihak Dinsos Batam.

Meski bisa bernapas lega, Andre pun kembali dipusingkan oleh cara membuat dapur rumahnya kembali mengepul. Ditambah lagi harus mengganti kostum yang ia “hilangkan”.

“Dinsos itu cuma nangkapin kami tapi tak ngasih solusi. Aku sempat bilang ke mereka, kasihlah kami lapak buat nampil. Tapi jawabannya malah disuruh cari sendiri. Aku juga pernah minta izin nampil di pantai-pantai yang ada, tapi ditolak semua,” aku Andre.

 

Jadi Pencuci Piring hingga Supir

Ia berkisah, sejak 2010 di Batam, dirinya selalu mengerjakan apapun yang bisa ia lakukan. Mulai dari mencuci piring di rumah makan, sampai menjadi supir pribadi.

Pilihannya menjadi badut pun diakuinya dilakukan karena tak ada lagi pekerjaan lain. Di samping kemampuan yang tak sebanding dengan kebutuhan pasar dan industri, ijazah sekolah tingkat dasar miliknya pun tak bisa berbuat banyak.

“Setelah keluar dari Dinsos itu, aku terinspirasi jadi manusia silver dari tv. Lagian di sini juga belum ada kan yang kayak gitu,” ujarnya.

Andre mengatakan, cat ia gunakan di sekujur tubuhnya dibeli dari seseorang seharga Rp150 ribu perbungkus ukuran es lilin. Sebungkus cat serbuk itu pun ia gunakan untuk empat kali pemakaian.

“Catnya itu tak tau merk apa. Di toko bangunan pun tak ada yang jual,” katanya.

Saban hari, dari rumahnya yang terletak di kawasan ruli Batu Batam, ia menuju ke Simpang Gelael, Batam Center. Andre pun rutin tampil sebagai manusia silver sejak pukul 13:00 WIB hingga pukul 18:00 WIB.

Saban hari pula ia pulang membawa sedikitnya Rp100 ribu yang akan diputarnya untuk keperluan dapur dan susu anak. Sebelum beraksi, Andre selalu membalurkan cat silver yang telah dicampur air ke badannya seorang diri. Kaca dan bodi mobil yang mengkilap dijadikannya cermin untuk mengecat seluruh bagian belakang tubuhnya.

“Mungkin karena cat ini khusus ya, jadi tak terasa panas. Kena air juga tak langsung hilang, jadi tak repot kalau kena ujan. Bersihinnya juga gampang, tinggal digosok pakai sabun colek,” kata dia.

Pernah Hampir Ditabrak Saat Bekerja Di Jalanan

Soal pengalaman buruk selama menjadi manusia silver, Andre berkisah pernah dengan sengaja hendak ditabrak hingga diberi gulungan kertas.

“Diludahi pun pernah. Tapi ya namanya di jalanan sih, ya. Yang kayak gitu mah biasa,” kata dia.

Ia juga mengatakan, pernah sekali waktu seorang pria paruh baya bertanya dari dalam mobil sebelum memberikan beberapa uang koin.

“Bapak itu bilang, kamu apa gak takut korona? Ya aku jawab ajalah, saya lebih takut anak istri kelaparan pak,” ujarnya.

Kini setelah sekian lama hidup dengan pekerjaan tak menentu, Andre berharap keadaan kembali normal. Entah itu keadaan dunia, maupun hidupnya. Ia pun bertekad kembali ke tanah kelahirannya dengan membawa serta anak istri.

Kehidupan kota dirasanya teramat keras. Lebih-lebih lagi tanggungannya kini tak hanya lambungnya seorang saja.

Dengan cat yang membaluri sekujur tubuhnya, ditambah kardus kecil wadah uang yang ia sodorkan ke tiap pengendara, terdapat harapan kecil akan kedermawanan manusia lain.

Menjadi manusia silver tentukan pilihan apalagi kemauannya. Berbagai upaya dan usaha pun sudah Andre lakukan sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.

Ditambah lagi, tampaknya frasa kemiskinan disebabkan karena kemalasan sudah selaiknya masuk ke keranjang sampah.

(Ftr)