Pelantar.id – #SobatAmbyarBerduka menjadi tagar di Twitter menyatukan duka atas meninggalnya seniman campursari Indonesia, Didi Kempot.

Pria dengan nama Dionisius Prasetyo ini meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, Selasa Pagi. Menurut kompas.com, Didi dibawa ke Rumah Sakit Kasih Ibu dalam keadaan tidak sadar.

Lilik, kakak lelakinya mengatakan bahwa kepergian Didi Kempot disebabkan oleh kelelahan yang berlebihan karena terlalu banyak bekerja. Dikabarkan Didi meninggal karena serangan jantung.

Dia dimakamkan di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Didi menutup mata di usia 53 tahun. Untuk diketahui, Didi lahir di Solo, dari keluarga yang dekat dengan seni.

Almarhum ayahnya, Ranto Edi Gudel AKA Mbah Ranto, adalah seorang komedian sementara almarhum kakaknya Mamiek Prakoso adalah anggota kelompok komedi Srimulat.

Didi menjadi penyanyi terkenal dari genre campuran sari (perpaduan musik Jawa dan modern). Debut campursari sang legenda ditandai dengan perilisan single berjudul We Cen Yu di akhir tahun 80-an, tetapi Didi Kempot menjadi terkenal setelah Stasiun Balapan, dinamai stasiun kereta dengan nama yang sama di Solo.

Dia sering disebut sebagai “Godfather of Broken Hearts” karena sering membawakan lagu-lagu yang berhubungan dengan kisah cinta sedih para penggemarnya.

Selain itu Ia juga dipanggil Lord Didi, sementara para penggemarnya disebut Sobat Ambyar (teman-teman yang patah hati).

Dalam beberapa tahun terakhir, Didi Kempot mengalami perbaikan dalam karirnya, ia merebut hati para penonton yang lebih muda.

Dalam menghadapi pandemi, Didi turut membantu mengumpulkan Rp 5,3 miliar untuk membantu mereka yang kehilangan pekerjaan karena pandemi melalui konser yang dipentaskan di studio musik Lokananta yang bersejarah di Surakarta.