pelantar.id – Perusahaan minuman karbonasi, Coca-cola mengumumkan akan berhenti beriklan di media sosial untuk sementara selama 30 hari.

Hal ini dilakukan sebagai evaluasi terhadap merebaknya konten yang berbau rasis di media sosial dan menilai kebijakan periklan untuk melakukan revisi.

“Tidak ada tempat untuk rasisme di dunia dan tidak ada tempat untuk rasisme di media sosial,” kata James Quincey, ketua dan CEO The Coca-Cola Company, dalam sebuah pernyataan singkat, Jumat lalu.

Sementara, perusahaan lain seperti Unilever terang-terangan mengatakan akan berhenti beriklan di Facebook, Twitter, dan Instagram di AS hingga akhir 2020.

“Kami memutuskan mulai sekarang hingga setidaknya akhir tahun ini, tidak akan memasang iklan di newsfeed Facebook, Instagram, dan Twitter untuk pasar Amerika Serikat,” tutur Unilever seperti dikutip dari Livemint, Sabtu (27/6/2020).

Unilever mengambil keputusan itu lantaran Facebook tidak menunjukkan keseriusan mengatasi ujaran kebencian di platform-nya.

Selain Unilever, sederetan perusahaan lain yang mengikuti langkah yang sama adalah North Face, REI, Patagonia, Dashlane, dan Upwork.

Beberapa hari lalu, Rakuten pemilik aplikasi chatting Viber juga ikut menyatakan hal serupa. Bahkan, Viber juga menghentikan dukungan GIPHY yang baru saja dibeli Facebook.

Keputusan berbagai perusahaan tersebut ternyata memberi dampak pada nilai saham Facebook. Pada Jumat 26 Juni 2020 waktu setempat, saham Facebook dan Twitter langsung turun lebih dari 7 persen.