Penulis: H.M Chaniago

People ask me all the time… Every time the show’s up. “So what you doin’ with your luck?”… It ain’t givin’ up- Tame Impala, Patience.

Pelantar.id – Tame Impala tampaknya mulai menggoda para penggemar yang sudah tak sabar lagi menunggu album barunya dirilis. Melalui tampilan video misterius yang muncul di laman situs web resmi mereka.

Tame Impala seolah-olah menampilkan enigma khusus perihal peluncuran album terbaru itu. Di laman official; https://official.tameimpala.com/ unit band modern-psychedelic asal Australia ini menyuguhkan pembaharuan tampilan dalam situs resminya.

Terlihat tampilan video yang terdistorsi dari beragam peralatan rekaman, hingga akhirnya sosok Kevin Parker muncul di dalam video berdurasi 45 detik tersebut. Video misterius berdurasi singkat ini juga menyorot benda khusus berupa Osiloskop, alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari.

Akhir video ini kemudian ditutup dengan sosok Kevin Parker yang berdiri di atas bebatuan, memandang jauh ke laut luas dengan benda tertentu bersifat elusif.

Dengan ditampilkannya video singkat ini, seolah-olah terindikasi besar bahwa Tame Impala akhirnya akan segera merilisi album terbaru mereka, pasca terakhir kalinya merilisi Album Currents pada tahun 2015 silam.

Cover Single Borderline (foto) via Official Instagram Tame Impala

Walau begitu, awal tahun 2019, Tame Impala telah terlebih dahulu merilis dua single terbaru, Patience dan Borderline, yang kini telah bisa didengar langsung di kanal YouTube resmi mereka.

Menukil situs musik dan budaya pop NME, Parker sebelumnya pernah mengakui bahwa dia akan sangat ‘kecewa’ jika band yang berasal dari Barat Australia ini tidak bisa merilis album keempat mereka pada akhir tahun 2019.

Hal tersebut disampaikan kala ia ditanya DJ Matt Wilkinson dari Beats 1 Radio, perihal apakah akan ada album baru di tahun 2019. Saat itu Parker menjawab: “Saya sangat berharap begitu. Saya akan sangat kecewa jika kita tidak memiliki sesuatu pada saat (tahun 2019) itu berakhir” ujarnya.

“Maksudnya, saya senang memainkan lagu yang ada saat ini – Saya suka memainkan lagu dalam album Currents, saya suka memainkan lagu dalam album Lonerisme dan segalanya – tapi saya pikir saya siap untuk memainkan beberapa lagu baru secara langsung. Semua hal naluriah ada di sana.” lanjutnya.

Layaknya seperti seniman lain, ketika berbicara perihal awal tahun 2019, Parker sempat mengakui bahwa ia kadang merasa “tidak berharga” sebelumnya, hingga akhirnya mempertimbangkan untuk kembali membuat karya baru.

“Bagian dari diri saya ketika hendak memulai menggarap album adalah bahwa saya harus merasa agak tidak berharga terlebih dahulu, untuk kemudian akhirnya membuat musik,” jelasnya.

 

Tame Impala dan Gaung Psikadelia dari Barat Australia

Cover single Tame Impala – Patience (foto) via Official Instagram Tame Impala

Berbicara tentang unit band modern-psychedelic ini, tidak akan bisa kita lepaskan dari sosok Kevin Parker. Dia adalah tokoh utama sekaligus otak dari band asal Perth, Australia ini. Di tangannya, gaung psikadelia dari negeri Aborigin menggapai ranah mainstream Hollywood.

Meski di antaranya juga terdapat band psychedelic sejenis di masa kini yang sama-sama dari Australia, bahkan juga naik ke kancah permukaan musik internasional, kayak MGMT, Temples, dan lain-lain. Namun Tame Impala bisa dikatakan lebih banyak digandrungi penggemar musik internasional.

Didirikan pada tahun 2007 silam, Kevin mengatakan band ini adalah murni proyek pribadinya. Hal itu ia sampaikan tatkala diwawancara oleh portal berita New Zealand Herald (nzherald.co).

Ia mengatakan Tame Impala bukanlah band seperti yang biasa dilihat kebanyakan orang, tapi itu adalah sebuah proyek solo miliknya yang dibuat pada 2007.

“Sebenarnya adalah salah kaprah tentang Tame Impala yang sebuah band. Kami bermain sebagai band di panggung, tapi nggak kayak gitu kalau di album. Album itu yang merekam (dan membuat) hanya aku,” ujarnya kepada nzherald dikutip via HAI.

Konsep band itu ada tatkala Tame Impala manggung menampilkan musik mereka, karena tidak mungkin saat itu Kevin memainkan musiknya yang terdengar kompleks tersebut sendirian. Sehingga beberapa sahabat dia rekrut untuk mengisi posisi tertentu saat tampil live di atas panggung.

“Tame Impala memiliki dua kehidupan. Yang satu adalah album, seperti produser, dan yang satunya lagi seperti sebuah band. Jadi seperti sebuah band yang menyanyikan lagu-lagu buatanku,” tutur Kevin via nzherald dikutip dari HAI.

Sementara itu cikal bakal terbentuknya Tame Impala, secara gamblang disebutkan bahwa Kevin sebelumnya adalah sosok yang memainkan peran penting di industri musik indie di kota Perth.

Ia memiliki andil besar saat berkarya bersama band-band seperti Pond, Mink Mussell Creek, The Dee Dee Dums, dan lain-lain. Beberapa dari band itu disebutkan kemudian menjadi bumbu-bumbu yang nantinya membuat Kevin terjun langsung memulai proyek solonya, Tame Impala.

Youtube Video: