pelantar.id – Jajaran TNI AL menangkap dua kapal nelayan asing asal Vietnam yang mencuri ikan di Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI) perairan Natuna, Sabtu (22/12/18). Kedua kapal itu ditangkap oleh KRI Teuku Umar-385 dan KRI Pattimura-371.
Komandan Pangkalan TNI AL Tarempa, Letkol Laut (P) Nur Rochmad mengatakan, KRI Teuku Umar menangkap KIA Vietnam BL 92024 TS di posisi 05° 34′ 45″ U – 105° 38′ 48″ T sekira pukul 07.35 WIB. Di atas kapal itu terdapat 15 orang nelayan warga negara Vietnam. Sedangkan KRI Pattimura menangkap KIA Vietnam KG 90280 TS dengan awak 16 orang sekitar pukul 23.30 WIB di posisi 04° 18′ 50 U – 105° 07′ 01″ T..
Menurut Nur Rocmad, kedua kapal nelayan asing itu tertangkap tangan saat melakukan aktivitas penangkapan ikan menggunakan alat-alat tangkap jenis rawai dan pukat trawl.
“Mereka ditangkao di Laut Natuna bagian Barat tepatnya Barat Laut Pulau Matak. Saat diperiksa petugas, kedua kapal tidak dilengkapi dengan dokumen perizinan dari Pemerintah Indonesia,” kata Nur Rochmad dalam siaran pers-nya, Senin (24/12/18).
Ia menegaskan, penangkapan terhadap dua kapal asing ini merupakan bentuk komitmen TNI AL dalam memberantas aksi pencurian ikan oleh nelayan asing. Kedua kapal beserta awaknya sudah diamankan untuk proses hukum lebih lannjut.
Nur Rochmad mengajak masyarakat terutama nelayan agar berperan aktif menjaga kedaulatan wilayah laut Indonesia dari tindakan penjarahan para kapal asing.
“Informasi dari masyarakat sangat berharga. Kita semua harus bersama-sama menjaga kekayaan alam laut Indonesia dari pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Informasi sekecil apapun, akan sangat berarti. Dan akan kami respon cepat,” ujarnya.
Komandan KRI Pattimura-371, Letkol Laut (P) Mandri Kartono menambahkan, dibutuhkan pola operasi yang efektif untuk menjaga wilayah laut Indonesia yang luas. Salah satunya, dengan melibatkan peran masyarakat.
Ia menegaskan, TNI AL tidak akan berkompromi dengan segala tindak kejahatan di laut seperti pencurian ikan oleh nelayan asing maupun penyelundupan barang dan manusia.
“Karena itu, dibutuhkan saling sinergi antara TNI dengan masyarakat, termasuk instansi terkait. Semua ini demi menjaga kedaulatan wilayah dan penegakan hukum di negara kita,” katanya.
*****