pelantar.id – TNI Angkatan Udara akan membangun pangkalan udara di Kota Batam, Kepulauan Riau. Langkah ini untuk mendukung upaya pemerintah merebut kembali pengelolaan ruang udara atau flight informastion region (FIR) atas wilayah Kepulauan Riau dari Singapura.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Yuyu Sutisna mengatakan, TNI AU turut berperan mendukung rencana pemerintah mengambil alih FIR atas wilayah Batam, Tanjungpinang hingga Natuna di Kepulauan Riau yang sampai sekarang masih dikuasai Singapura.
Berdasar Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009, FIR harus sudah di kendalikan Indonesia pada 2024 mendatang. Namun, perintah Presiden Joko Widodo, pengalihan FIR harus sudah terlaksana pada 2019.
“Maka untuk mempercepat upaya tersebut, dan untuk menjamin keamanan wilayah Republik Indonesia, TNI Angkatan Udara membangun sistem keamanan di Batam,” katanya saat berkunjung ke Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Batam Centre, Selasa (25/9).
Sejak 72 tahun silam, pengelolaan FIR atas wilayah Kepulauan Riau masih berada di bawah kendali Singapura. Ruang udara di atas provinsi kepulauan itu masuk dalam ruang udara Blok ABC. Atas kendali tersebut, aktivitas penerbangan di Bandara Hang Nadim Batam maupun bandara yang masuk dalam Blok ABC, wajib menunggu izin atau pemberitahuan take-off clearance dari ATC Singapura, selain dari ATC Batam. Kondisi ini yang dianggap membuat Bandara Hang Nadim Batam sulit berkembang meski berstatus bandara internasional.
Yuyu mengatakan, TNI AU akan menempatkan satu flight berisi 4 pesawat tempur di kawasan Bandara Hang Nadim Batam. Selain untuk menjaga wilayah perbatasan dari ancaman dan gangguan keamanan, juga untuk mendukung dan menopang pembangunan di Kepulauan Riau khususnya Kota Batam yang menjadi kawasan ekonomi khusus di Indonesia.
“Ini juga untuk mengantisipasi perkembangan yang ada. Dari segi geostrategis dan geopolitik, kami memandang perlu menempatkan pesawat tempur di sini sebagai efek tangkal,” ujarnya.

Kepala Staf TNI Au, Marsekal Yuyu Sutisna
Menurut dia, nantinya akan ada sekitar 50 personel TNI AU yang ditempatkan di Batam. Selama ini, aktivitas TNI AU sering menganggu aktivitas penerbangan komersil di Bandara Hang Nadim karena pihaknya tidak memiliki pangkalan atau shelter sendiri.
“Kalau jenis pesawatnya tergantung, bisa Sukhoi, F16, Hercules atau lainnya, tergantung kebutuhan,” kata Yuyu.
Yuyu menekankan, yang dibangun TNI AU sebenarnya bukan pangkalan militer, melainkan hanya shelter. Pasalnya, pangkalan militer standarnya harus memiliki skuadron. “Di sini (Batam) nanti akan penempatan saja, bukan pangkalan tapi shelter,” kata dia.
Kepala BP Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan, keinginan TNI AU akan dibahas bersama Ketua Dewan Kawasan FTZ Kota Batam yang juga Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution.
“Pembangunan ekonomi di Batam, dan Kepri memang membutuhkan dukungan dan jaminan keamanan. Karena itu, kami berharap segera ada keputusan dari ketua dewan kawasan terkait pangkalan TNI AU di Batam,” katanya.
Editor : Yuri B Trisna