Pelantar.id – Platform belanja online di Indonesia, Tokopedia dituduh Lembaga Advokasi Kajian Strategis Indonesia (Laksi) telah mengkampanyekan LGBT dalam iklannya. Iklan yang dimaksud adalah iklan yang menampilkan boyband asal Korea, BTS.

Laksi meminta kepada Tokopedia dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk mencabut iklan yang disiarkan di televisi hingga bioskop itu. Namun, Laksi tidak menjelaskan konten apa dalam iklan tersebut yang mengandung unsur LGBT.

Tokopedia langsung membantah tuduhan itu kemarin. Dikutip dari Jakarta Post, Nuraini Razak, VP of Corporate Communications, Tokopedia mengatakan dipilih boyband asal Korea tersebut karena BTS sudah lama bermitra dengan Tokopedia dalam mengirimkan pesan positif kepada dunia.

“Tokopedia merupakan perusahaan teknologi Indonesia yang menghargai keberagaman pandangan setiap masyarakat Indonesia, namun sebagai institusi, Tokopedia tidak berpihak kepada pandangan tertentu,” ujar dia.

Selain itu menurutnya, penetapan BTS sebagai bintang iklan Tokopedia tidak terlepas dari pangsa pasar yang membidik penggemar BTS di Indonesia. BTS dikenal dengan basis penggemar globalnya yang besar tidak saja di Indonesia.

Di situs Tokopedia sendiri, William Tanuwijaya, Co-Founder dan CEO Tokopedia, mengungkapkan visi BTS, bersama dengan pesan-pesan yang secara konsisten mereka sampaikan, selaras dengan visi Tokopedia.

“BTS merupakan grup yang mampu mengubah industri musik, walaupun telah menghadapi berbagai keterbatasan dan tantangan selama perjalanan mereka. Kami sangat mengapresiasi komitmen kuat mereka dalam melakukan inovasi serta menyebarkan pesan positif, sehingga BTS adalah mitra yang tepat untuk menyampaikan pesan Tokopedia kepada seluruh dunia.”

Tokopedia bukan satu-satunya yang pernah mendapat kritik. Platform berjualan online lainnya seperti Shopee juga pernah dikritik KPI lantaran menampikan bintang iklan K-pop BLACKPINK. Iklan tersebut dianggap melanggar kesusilaan oleh KPI.

Kritik terhadap iklan K-POP ini tentu membuat penggemar K-POP di Indonesia berang. Serangan kritik pun bertebaran di medsos.