Pelantar.id – Penyanyi kondang Syarini baru saja berduka karena kepergian kakak kandungnya, Dadang Zaelani. Dadang Zaelani dikabarkan meninggal karena tersengat arus listrik bertegangan tinggi.
Belajar dari penyebab kematian tersebut, mungkin kita harus lebih berhati-hati saat menggunakan listrik. Kita perlu mewaspadai karena sengatan listrik dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Bahayanya tentu tergantung dari kondisi, seberapa besar tegangan dan juga penjalarannya pada tubuh. Sengatan listrik bisa menimbulkan luka bakar, kadang juga tidak menimbulkan tanda yang tidak terlihat pada kulit.
Jika merambat ke dalam tubuh, ini bisa menimbulkan kerusakan internal tubuh hingga kematian seperti yang dialami oleh kakak penyanyi Syahrini, almarhum Dadang Zaelani. Dilansir dari detikHealth, dr Wisnu Pramudito D. Pusponegoro, Sp.B, dari Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia untuk menjelaskan mengenai efeknya pada tubuh.
Dijelaskan olehnya bahwa tersetrum bisa membuat luka bakar pada tubuh seseorang. Namun dampak tersebut juga tergantung dari beberapa hal semisal kekuatan arusnya (high/low voltage), jenis arus listrik nya (AC/DC), lama kontak, resistensi jaringan yang terkena, cedera penyerta lain (ledakan, terlempar, radiasi panas). Faktor tersebut tidak berdiri sendiri.
“Jenis arus listrik AC (bolak-balik) menyebabkan arus listrik masuk lalu dirambatkan di tubuh ke ground, ini yang berpotensi menimbulkan kerusakan jaringan tubuh yang menjadi jalur perambatannya. Terlebih bila alur perambatan melalui jantung. Sedangkan arus DC (arus searah) hanya menimbulkan kerusakan pada daerah masuk saja pada tubuh,” kata dia.
Menolong korban sengatan listrik
Bagaimana menolong korban sengatan listrik? mungkin Anda ragu untuk menolong korban sengatan listrik. Untuk memberikan pertolongan, berikut ini Sabar, SKep, Ners, dari Basic Life Support Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan ketika ingin menolong korban sengatan listrik.
Pastikan kondisi pasien
Penting untuk memastikan kondisi pasien terlebih dahulu. Jangan pegang korban ketika ia masih kontak dengan sumber arus listrik.
“Kalau terkait korban kena sterum listrik ya, yang pertama semua dalam proses pertolongan ada tiga aman; aman diri penolong, aman lingkungan, dan aman korbannya. Kalau dalam pertolongan semua kasus apapun gitu prinsipnya. Benar tidak kita yakin kalau dia tersetrum listrik? Ternyata masih kabelnya terjuntai. Itu harus dicari sumber listriknya, harus dimatikan dulu. Jangan sampai kita menolong tapi kita jadi korban berikutnya,” kata dia.
Pastikan pasien sadar atau tidak
Setelah memastikan kondisi aman, maka langkah selanjutnya mengecek apakah korban sadar atau tidak, karena dari segi treatment akan berbeda antara sadar dengan tidak sadar.
“Kalau sadar, aman. Langsung dibawa ke rumah sakit karena disitu walaupun dia sadar pasti ada gangguan irama jantung (aritmia) tapi kalau dia tidak sadar baru dilanjutkan dengan bantuan hidup dasar,” terangnya.
Bila kita sudah memastikan korban dengan melakukan panggilan atau cek respon namun tidak ada jawaban, maka memanggil ambulans mendekat adalah langkah tepat selanjutnya.
Bila ditemukan luka bakar
“Luka bakar bukan gawat darurat kalau urusan tersetrum. Kalau kasus sadar, ada bekas luka bakar, yang ditolong pertama adalah gangguan iramanya bukan luka bakarnya,” kata Sabar.
Sebab kegawatdaruratan orang yang tersetrum adalah masalah irama jantung dan ketidaksadaran seseorang. Sembari melakukan perjalanan menuju rumah sakit, petugas bisa membantu dengan memberikan siraman untuk membantu menetralisir panas.
“Kalau ada luka bakar, mungkin hanya disiram untuk menetralisir panasnya.”
editor: eliza gusmeri
sumber: detik.com